
Linux
Dikatakan GCE menggunakan image disk dari OS Linux, dengan varian distro CentOS dan Ubuntu, mengapa Linux? Jika dilihat dari penggunaan sistem operasi Linux pada server saat ini mulai meningkat (sumber: wikipedia) dan menurut w3techs dari seluruh varian distro Linux yang digunakan, terlihat beberapa distro yang terpopuler saat ini adalah Debian, CentOS dan Ubuntu. Penggunaan Linux pada Amazon EC2 pun mulai bertambah, bahkan secara statistik yang dilakukan oleh cloudmarket tercatat bahwa pengguna layanan Amazon EC2 lebih memilih 2 platform distro Linux (Ubuntu dan CentOS), hal ini pun dilihat oleh Google dan diimplementasikannya pada GCE.
Dikatakan GCE menggunakan image disk dari OS Linux, dengan varian distro CentOS dan Ubuntu, mengapa Linux? Jika dilihat dari penggunaan sistem operasi Linux pada server saat ini mulai meningkat (sumber: wikipedia) dan menurut w3techs dari seluruh varian distro Linux yang digunakan, terlihat beberapa distro yang terpopuler saat ini adalah Debian, CentOS dan Ubuntu. Penggunaan Linux pada Amazon EC2 pun mulai bertambah, bahkan secara statistik yang dilakukan oleh cloudmarket tercatat bahwa pengguna layanan Amazon EC2 lebih memilih 2 platform distro Linux (Ubuntu dan CentOS), hal ini pun dilihat oleh Google dan diimplementasikannya pada GCE.
![]() |
Statistik Penggunaan Image pada Amazon EC2 (sumber: cloudmarket) |
Data Center
Penggunaan layanan komputasi awan
merupakan penggunaan sumber daya Data Center dari para penyedia layanan awan. GCE mengizinkan para penggunannya untuk dapat menggunakan layanan infrastruktur langsung VM pada Data Center Google, yang terdapat disegala penjuru dunia. Google pun mengungkapkan beberapa keunggulan Data Center miliknya yang optimum dan efisien dalam penggunaan listrik, keamanan data pada mesin-mesin Data Center, manajemen ketersediaan layanan yang handal, dan saat ini diungkapkan bahwa Google memiliki server lebih banyak daripada para penyedia layanan komputasi awan lainnya. Data-data tersebut membuat Google memiliki keuntungan secara komptetitif terhadap para penyedia layanan awan lainnya.
Penggunaan layanan komputasi awan

Dukungan Pihak Ketiga
Dalam mengusung layanan Infrastruktur GCE, Google pun merangkul beberapa penyedia layanan manajemen awan seperti RightScale, PuppetLabs, MapR, OpsCode, Numerate dan Cliqr yang membantu tersedianya layanan GCE yang handal. Dengan adanya dukungan tersebut GCE mampu menghadirkan manajemen cloud pada segmen PaaS, mengatur perpindahan layanan antar cloud dan Big Data Query dengan menggunakan logika MapReduce yang juga hasil riset oleh Google.
Dalam mengusung layanan Infrastruktur GCE, Google pun merangkul beberapa penyedia layanan manajemen awan seperti RightScale, PuppetLabs, MapR, OpsCode, Numerate dan Cliqr yang membantu tersedianya layanan GCE yang handal. Dengan adanya dukungan tersebut GCE mampu menghadirkan manajemen cloud pada segmen PaaS, mengatur perpindahan layanan antar cloud dan Big Data Query dengan menggunakan logika MapReduce yang juga hasil riset oleh Google.
Pengalaman pada Cloud Computing
Setelah sekian lama Google baru meluncurkan layanan infrastrukturnya ketimbang kompetitor lainnya, Amazon meluncurkan produk Amazon EC2 pada tahun 2006, Rackspace juga pada tahun 2006, atau openstack pada tahun 2010. Walau peluncuran produk GCE terbilang cukup terlambat, akan tetapi hal tersebut bukan tanpa maksud, jika dilihat dari cara Google memasuki area Cloud Computing yang secara bertahap memulainya dari layanan SaaS dengan Google Apps, layanan penyimpanan awan dengan Google Cloud Storage, layanan PaaS dengan Google App Engine, layanan analisa data besar dengan Google Big Query dan layanan lainnya. Strategi tersebut memberikan pengalaman yang cukup kuat dalam bidang Cloud Computing Service, sehingga Google dapat menawarkan berbagai macam layanan awan yang saling terintegrasi dan bervariasi pada satu penyedia.
Setelah sekian lama Google baru meluncurkan layanan infrastrukturnya ketimbang kompetitor lainnya, Amazon meluncurkan produk Amazon EC2 pada tahun 2006, Rackspace juga pada tahun 2006, atau openstack pada tahun 2010. Walau peluncuran produk GCE terbilang cukup terlambat, akan tetapi hal tersebut bukan tanpa maksud, jika dilihat dari cara Google memasuki area Cloud Computing yang secara bertahap memulainya dari layanan SaaS dengan Google Apps, layanan penyimpanan awan dengan Google Cloud Storage, layanan PaaS dengan Google App Engine, layanan analisa data besar dengan Google Big Query dan layanan lainnya. Strategi tersebut memberikan pengalaman yang cukup kuat dalam bidang Cloud Computing Service, sehingga Google dapat menawarkan berbagai macam layanan awan yang saling terintegrasi dan bervariasi pada satu penyedia.
Strategi yang cukup matang jika segala hal-hal pendukung tersebut disatukan, apakah anda sependapat?