7.18.2012

Strategi Google dalam Menghadirkan GCE


Layanan komputasi awan menjadi sebuah fenomena yang tidak asing lagi saat ini dan bahkan banyak para perusahaan TI yang mencoba menawarkan solusi komputasi awan mereka ke pasar. Google pun mulai merambah layanan komputasi awan pada platform IaaS dengan menggelar layanan yang disebut Google Compute Engine, tapi mengapa baru kali ini Google mulai menggelarnya? Situs resmi mengenai Google Compute Engine dapat dilihat Disini atau Disini. Google Compute Engine pun disebut-sebut sebagai pesaing dari beberapa layanan cloud, yakni dari Amazon EC2 atau openStack.

Linux
Dikatakan GCE menggunakan image disk dari OS Linux, dengan varian distro CentOS dan Ubuntu, mengapa Linux? Jika dilihat dari penggunaan sistem operasi Linux pada server saat ini mulai meningkat (sumber: wikipedia) dan menurut w3techs dari seluruh varian distro Linux yang digunakan, terlihat beberapa distro yang terpopuler saat ini adalah Debian, CentOS dan Ubuntu. Penggunaan Linux pada Amazon EC2 pun mulai bertambah, bahkan secara statistik yang dilakukan oleh cloudmarket tercatat bahwa pengguna layanan Amazon EC2 lebih memilih 2 platform distro Linux (Ubuntu dan CentOS), hal ini pun dilihat oleh Google dan diimplementasikannya pada GCE.

Statistik Penggunaan Image pada Amazon EC2 (sumber: cloudmarket)

Data Center
Penggunaan layanan komputasi awan merupakan penggunaan sumber daya Data Center dari para penyedia layanan awan. GCE mengizinkan para penggunannya untuk dapat menggunakan layanan infrastruktur langsung VM pada Data Center Google, yang terdapat disegala penjuru dunia. Google pun mengungkapkan beberapa keunggulan Data Center miliknya yang optimum dan efisien dalam penggunaan listrik, keamanan data pada mesin-mesin Data Center, manajemen ketersediaan layanan yang handal, dan saat ini diungkapkan bahwa Google memiliki server lebih banyak daripada para penyedia layanan komputasi awan lainnya. Data-data tersebut membuat Google memiliki keuntungan secara komptetitif terhadap para penyedia layanan awan lainnya.

Dukungan Pihak Ketiga
Dalam mengusung layanan Infrastruktur GCE, Google pun merangkul beberapa penyedia layanan manajemen awan seperti RightScalePuppetLabsMapROpsCodeNumerate dan Cliqr yang membantu tersedianya layanan GCE yang handal. Dengan adanya dukungan tersebut GCE mampu menghadirkan manajemen cloud pada segmen PaaS, mengatur perpindahan layanan antar cloud dan Big Data Query dengan menggunakan logika MapReduce yang juga hasil riset oleh Google.

Pengalaman pada Cloud Computing
Setelah sekian lama Google baru meluncurkan layanan infrastrukturnya ketimbang kompetitor lainnya, Amazon meluncurkan produk Amazon EC2 pada tahun 2006, Rackspace juga pada tahun 2006, atau openstack pada tahun 2010. Walau peluncuran produk GCE terbilang cukup terlambat, akan tetapi hal tersebut bukan tanpa maksud, jika dilihat dari cara Google memasuki area Cloud Computing yang secara bertahap memulainya dari layanan SaaS dengan Google Apps, layanan penyimpanan awan dengan Google Cloud Storage, layanan PaaS dengan Google App Engine, layanan analisa data besar dengan Google Big Query dan layanan lainnya. Strategi tersebut memberikan pengalaman yang cukup kuat dalam bidang Cloud Computing Service, sehingga Google dapat menawarkan berbagai macam layanan awan yang saling terintegrasi dan bervariasi pada satu penyedia.

Strategi yang cukup matang jika segala hal-hal pendukung tersebut disatukan, apakah anda sependapat?

7.06.2012

Layanan IaaS Google: Google Compute Engine


Google menghadirkan produk-produknya mulai dengan teknologi Cloud yang berbasiskan pada platform SaaS (Software as a Service), yaitu Google Apps. Google pun mulai merambah pada platform PaaS (Platform as a Service) yang menyediakan sebuah layanan cloud bagi para penggunanya untuk membuat atau menjalankan aplikasi pada komputer yang terdapat pada data center milik Google, akan tetapi memang terbatas pada bahasa pemrograman seperti Python, Java, PHP melalui versi spesial Quercus dan Go. Pada Google I/O 2012 diperkenalkanlah sebuah produk baru teknologi Cloud Computing denganplatform IaaS (Infrastructure as a Service) bernama Google Compute Engine, sebuah produk yang memperbolehkan penggunanya untuk menjalankan Linux Virtual Machine pada infrastruktur data centermilik Google.
Google Compute Engine (GCE)
Google telah menghadirkan sebuah layanan Cloud yang mampu bersaing dengan layanan sejenis milik Amazon, yaitu Amazon EC2 (Amazon Elastic Compute Cloud) atau Microsoft Windows Azure yang sama-sama dapat menyediakan sebuah lingkungan komputasi yang memiliki kemampuan tinggi bagi para pengembang dan penyewa aplikasi bisnis yang berjalan diatas Virtual Machine pada infrastruktur milik para penyedia layanan tersebut. Pada Google, hal ini disebutkan secara spesifik bahwa produk miliknya dibangun dengan menggunakan KVM hypervisor, sebuah perangkat lunak kode terbuka yang ditujukan untuk menjalankan Virtual Machine diatas sistem operasi Linux.
Menurut Michael Crandell, CEO dan pendiri dari RightScale sebagaimana dikutip oleh situs berita infowordl bahwa Crandle mengatakan tiga hal yang perlu diperhatikan oleh Google Compute Engine, pertama adalah bagaimana cara Google menaikan kegunaan dari jaringan pribadi mereka untuk membuat sumber daya Cloud tersebut dapat diakses secara seragam di seluruh penjuru dunia. Bagaimana secara tepat jaringan tersebut diimplementasikan tidak diungkapkan oleh Google, akan tetapi kuncinya adalah keseluruhan struktur terlihat menjadi sebagai satu jaringan dari sudut pandang pemrograman. Yang kedua adalah boot time yang cepat dan konsisten, Ubuntu image dasar memiliki waktu boot 2 menit dan yang terakhir adalah enkripsi pada setiap media penyimpanan, baik yang berada di lokal atau terpasang melalui jaringan.
Fitur Pada GCE
Google menawarkan fitur-fitur yang tidak kalah menariknya terhadap para pesaingnya, para pengguna GCE dapat membuat VM dengan berbagai konfigurasi yang dapat dipergunakan. Menggunakan beragam tools dan otentifikasi Oauth 2.0 untuk mengatur VM pengguna melalui konsol Compute Engine atau RESTful API atau bahkan hanya melalui command line. Media penyimpanan dan jaringan komputer yang fleksibel, dimulai dari ephemeral disk (penyimpanan tidak tetap), persistent disk (tetap) atau dengan Google Cloud Storage.
gce-machine-config-variety
Variasi komputasi yang terdapat pada GCE (sumber:https://developers.google.com/compute/docs/index)
Kemampuan dan Performa GCE
Dengan datacenter yang dimiliki oleh Google di penjuru dunia, memberikan sumber daya komputasi yang sangat tinggi. Sebelum GCE dihadirkan, Google berhasil dalam menangani tugas komputasi dalam skala raksasa, seperti mengindeks web dan menangani pencarian tiap harinya, menangani setiap komputasi awan dalam skala besar pada layanan milik Google.
Hal ini dibuktikan dalam demo penggunaan GCE pada acara Google I/O 2012 oleh Institute for System Biology dengan menjalankan genomics app – dikatakan bahwa GCE dapat menggunakan 770.000 inti – terlihat pada demo tersebut GCE mampu mengakses hingga 600.000 inti yang terdiri dari VM berinti 1, 2, 4 atau 8.
googel-compute-engine-Urs-Holzle-600000-cores
Demo GCE pada Google I/O 2012 (sumber: extremetech.com)