2.04.2009

Bab 1 - Scene 1: Cedera

Diriku terbangun dengan kepala sakit dan melihat langit yang berawan, terlihat sangat kelabu dan gelap. Aku mencoba untuk berusaha sadar dan bangkit, aku mencoba untuk meraih sesuatu untuk menjadi pegangan, karena sakit pada kepalaku ini membuat diriku hampir kehilangan keseimbangan bahkan untuk bangun. Penglihatanku juga masih kabur, bajuku juga terlihat lusuh dengan satu kancing paling atas rusak. Celana jeans yang aku gunakan juga terlihat kotor, aku juga tidak memiliki dompet dan tanda pengenal.

Aku pingsan, aku sendiri tidak ingat apa-apa saat ini. Kenapa aku bisa disini, di sebuah gang yang kosong. Aku terus berusaha mendorong tubuhku untuk bangun dan mencoba untuk bersandar pada tembok yang berada di sebelah kananku. Setelah duduk sebentar untuk mengambil napas dan mencoba untuk berusaha mengembalikan kesadaran, lalu aku melihat ke arah kiri dan ke arah kanan untuk mencari seseorang yang melewati diriku. Tetapi aku tidak melihat atau mendapati seorang pun yang melewatiku. Kurasakan rasa sakit yang terus mendera kepalaku ini, kucoba untuk menahan rasa sakit tersebut, lalu kuraih dan kurasakan sumber rasa sakit yang terdapat di kepalaku. Setelah kurasakan dimana rasa sakit itu bersumber, lalu kuraba dengan tangan kananku dan mencoba melihat apakah kepalaku mengalami pendarahan atau tidak.

Kemudian aku melihat di telapak tangan kananku terdapat darah, dengan warna merah kelam, sepertinya cedera dan luka yang aku alami telah terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama. Selain kepalaku yang cedera, sepertinya rusuk kananku juga mengalami cedera serta dengan paha kiri. Setelah mengetahui cedera yang ku alami, aku hanya bisa menghela napas dan mencoba bertahan. Kucoba memutar badanku dan mendorong tubuhku terhadap dinding agar dapat berdiri. Kucoba berdiri walau dengan sedikit perlu menjaga keseimbangan badan dan akhirnya mencoba meraih sesuatu untuk dijadikan sandaran, aku akhirnya mencoba bersandar terhadap dinding yang lainnya. Setelah kurasakan diriku telah kuat untuk berdiri, aku coba untuk berjalan ke arah kananku, karena saat itu aku melihat seseorang lewat dengan mengendarai sepeda motor di ujung gang ini.

Dengan sedikit tertatih aku terus berusaha berjalan ke ujung gang ini, paling tidak aku harus bertemu dengan orang lain. Aku perlu merawat cedera diriku ini. Dengan usaha keras aku terus mencoba berjalan, sesekali aku perlu menahan diriku ke dinding agar tidak terjatuh kembali. Pandanganku kadang terlihat kabur, jika terjadi aku berhenti dahulu dan mencoba memjamkan mata untuk mencoba mendapatkan kesadaran yang cukup untuk membuatku dapat berjalan ke tujuan.

Setelah keluar dari gang tersebut, ternyata aku hanya melihat sebuah gudang kosong yang besar tanpa ada orang yang terlihat. Tidak lama kemudian kurasakan terdapat air menetes di wajahku, hujan turun dengan rintik-rintik mulai membasahi wajahku.

"Aku perlu tempat berteduh, mungkin gudang itu dapat berguna untuk tempat berteduh dan tempat istirahat bagiku.", kataku kepada diriku sendiri.

Aku coba menarik diriku sendiri untuk mencari jalan masuk ke dalam gudang tersebut. Ku coba mencari-cari pintu masuk, ku mencoba memutari gudang tersebut dari arah kanan. Saat berada di kanan gudang tersebut, aku tidak melihat adanya pintu masuk. Aku meneruskan langkahku, walaupun badan terasa berat akan tetapi rasa sakit dan lelah pada tubuhku harus aku tahan sebelum aku mendapatkan tempat berteduh. saat berada di sudut luar gudang dan aku coba untuk membelokkan langkahku, terasa badan ini hampir jatuh, dengan segera aku bertahan dengan menyandarkan tanganku pada dinding gudang tersebut. Aku lihat pintu utama gudang tersebut.

"Akhirnya, pintu masuk.", kataku dengan mencoba menyenangkan pikiranku sendiri.

Aku percepat langkahku, seraya dengan hujan yang mulai semakin lebat. Kilat dan guntur saling menyambar, menandakan bahwa hujan badai akan tiba, aku sadar akan hal itu dan terus mencoba mempercepat langkahku untuk menghampiri pintu masuk gudang tersebut. Tanganku mencoba meraih gagang pintu utama tersebut, setelah meraih gagang tersebut langsung aku mencoba untuk membukanya dengan segala tenaga yang aku miliki. Sedikit demi sedikit pintu tersebut bergerak terbuka, sebuah pintu besar yang mungkin diperuntukkan agar truk dapat masuk ke dalam gudang. Setelah pintu tersebut terbuka dengan celah yang cukup untuk menyusupkan badanku yang lemah dan basah karena hujan, tanpa pikir panjang aku mencoba untuk masuk kedalam.

--- bersambung ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar