
Fisik IDEOS mungil dengan layar 2.8" dengan 4 tombol utama "Back", "Menu", "Home" dan "Search" yang cukup sensitif, selain itu juga terdapat tombol "Power" untuk mengunci layar untuk sekali tekan dan mengeluarkan menu pilihan telepon untuk mode tenang atau getar (Silent), mode pesawat (Airplane) atau tanpa sinyal dan mati tenaga atau phone off. Bentuk fisik ini terdapat keunggulan, yaitu mudah digenggam, baik oleh pengguna pria atau wanita dan dihiasi dengan penutup baterai yang memiliki warna beraneka ragam, 5 warna pilihan yang tersedia. Tidak lupa Google IDEOS atau AHATouch juga memiliki 2 tombol dengan fungsi telpon yaitu on call dan off call, sebuah Directional pad dengan sebuah tombol konfirmasi besar juga menghiasi IDEOS.
Jaringan yang digunakan oleh Google IDEOS adalah CDMA EV-DO yang memiliki kecepatan akses data maksimal 3.1mbps, berbeda dengan saudaranya Huawei c8100 yang menggunakan jaringan GSM. Penerimaan sinyal yang saat ini saya menggunakan operator Aha dari Bakrie Connecticity cukup baik dan selama di wilayah Jakarta sinyal EV-DO masih mudah didapatkan, jika tidak maka AHATouch atau IDEOS akan menggunakan jaringan 2000 1x. Sedangkan untuk penggunaan layanan suara Aha dapat dibilang sedikit perlu memperbaiki kualitasnya agar sebaik produk pendahulunya, yaitu Esia. Android juga memiliki pengaturan terhadap peggunaan sinyal yang digunakan untuk layanan data, hal ini berguna untuk selain menghemat peggunaan baterai, juga untuk menghemat peggunaan pulsa/tagihan telepon. Dengan menonaktifkan Background data pada menu setting > wireless connection, maka layanan data dapat dikurangi pemakaiannya, bahkan dapat dimatikan penggunaanya dengan mematikan penerimaan layanan data pada setting. Jika hal ini terasa menyulitkan, maka dapat menggunakan aplikasi APNDroid yang didapatkan dari Android Market, dengn satu sentuhan saja dapat mematikan/menyalakan layanan data pada Android.
Konektifitas dengan menggunakan AHATouch cukup baik, penerimaan sinyal Wifi pada IDEOS cukup menggembirakan tanpa adanya penurunan sinyal yang signifikan ketika telepon digenggam dengan penuh menutupi setiap badan telepon. Lain halnya dengan Bluetooth yang mengalami sedikit kendala dalam mengirimkan data apapun dari IDEOS ke peralatan yang lain, dalam kasus saya pengiriman dilakukan pada Blackberry Bold 9000, Blackberry Curve 8520 dan Bluetooth Dongle untuk PC, akan tetapi jika sebaliknya tidak ada masalah. Global Positioning System atau GPS pada IDEOS juga terbilang cukup memuaskan, dapat mendeteksi lokasi cukup akurat bahkan untuk mengikuti pergerakan berkendara baik dengan menggunakan kendaraan roda empat, bus atau kereta, akan tetapi pendeteksian awal setelah fitur GPS diaktifkan memerlukan waktu yang tidak sebentar dan cukup mengkonsumsi daya baterai telepon. Selain itu pengaturan sinyal konektifitas dapat diatur melalui menu setting atau bahkan widget setting pada layar utama, pada widget ini juga terdapat tombol pengaturan tingkat kecerahan layar.
Pengaturan untuk pencahayaan pada layar juga dapat diatur secara manual seperti pada handset smartphone lainnya atau daat menggunakan fitur automatic brightness mode, dengan memanfaatkan sensor kepekaan cahaya maka Android, Google IDEOS mengatur tingkat kecerahan dan terangnya cahaya layar. Hal ini juga dapat mengurangi penggunaan baterai yang berlebihan dan membuat nyaman mata pengguna.
Audio pada IDEOS cukup baik, speaker telepon mengeluarkan bunyi dan suara lawan bicara cukup jernih dan terdengar jelas. Sedangkan speaker stereo dibagian belakang telepon, juga menghasilkan suara stereo yang jernih, baik dalam penggunaan untuk speaker phone atau musik serta radio.
Penggunaan jack audio 3.5mm dapat dilakukan dengan memasang speakerphone kebagian atas sebelah kanan dari telepon, kualitas audio yang dihasilkan dari speakernya pun tak kalah baik kualitasnya dengan speaker yang disematkan pada badan telepon, pada speakerphone terdapat tombol pada speakerphone sebelah kiri yang berguna untuk menerima panggilan masuk atau mengganti saluran radio bahkan mengganti musik berikutnya secara searah saja.